Text Widget

Labels

Jumat, 19 April 2013

Retorika Gelar Latihan Olahsukma

Posted by ubi_xumis On 14.56.00 1 comment





Bandung, V.O.C Online

Retorika gelar latihan olahsukma pertama pada Jumat (12/4/2013), latihan di gelar di lapangan “Gazebo”. Kegiatan olahsukma ini bertujuan untuk mempertajam penyampaian pesan, dalam kegiatan Public Speaking yang menjadi tujuan utama Retorika, latihan di bagi dalam tiga sesi dan bertindak sebagai instruktur adalah Citra, Cynthia dan Rizal.

Pada sesi pertama Citra yang bertindak sebagai Instruktur menginstuksikan mengenai imajinasi, dan observasi mengenai suatu benda yang di lihat, dan para Retorikan setelah itu harus bisa mendeskripsikan benda tersebut sesuai dengan imajinasi mereka.

Kegiatan sesi pertama ini mengundang reaksi yang cukup baik dari para retorikan yang lain karena dapat mengasah imajinasi dalam penyampaian pesan saat melakukan Public Speaking.

Sesi kedua latihan olahsukma di mulai pada latihan inti, Cynthia menginstruksikan kepada para Retorikan dalam keadaan mata tertutup membayangkan bahwa para retorikan ini adalah seekor Kucing yang kelaparan dan berebutan makanan, pada sesi ini terjadi “kericuhan” sebaga seekor kucing, “Pada hal pertama ini masih banyak yang tertawa padahal seharusnya tidak, karena seharusnya kita menjiwai sebagai seekor kucing,” ungkap Cynthia.

Latihan sesi terakhir dilakukan untuk peserta yang datang terlambat dan untuk instruktur yang ingin merasakan, latihan di ikuti oleh Nirra dan Cynthia. Lugi selaku Ketua Retorika mengungkapkan ingin menggelar latihan ini secara rutin, karena latihan olahsukma ini dinilainya sangat bermanfaat dalam kegiatan Public Speaking. (ubi_kumis)

Kamis, 24 Januari 2013






Komunitas Retorika Bekerjasama dengan Forum Diskusi Ekonomi Syariah pada Rabu (16/1) menyelenggarakan Seminar Kewirausahaan yang bertema “Hidup Indah Dengan Berwirausaha, bertempat di Ponyo Cinunuk Kabupaten Bandung. Dalam acara tersebut bertindak sebagai narasumber adalah Muvtizar Solihin (Motivator Muda Indonesia), serta Iu Rusliana seorang wirausahawan dan konsultan media.

Dalam acara tersebut Iu Rusliana menyampaikan bahwa dalam berwirausaha harus di mulai dengan Kemauan yang kuat, karena menurutnya setiap kegiatan yang di lakukan adalah kegiatan wirausaha. Iu juga menyampaikan bahwa dalam memulai wirausaha harus di sertai dengan Modal, Ulet, Jujur, Kreatif dan Inovatif, serta produktif.

Sedangkan, Muvtizar Solihin yang merupakan seorang motivator, menyampaiakan kiat-kiat dalam berwirausaha, dan memberi gambaran umum tentang investasi sebagai jalan utama memulai wirausaha.

Acara tersebut di hadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kalangan karyawan, Pegawai Negeri Sipil, hingga mahasiswa. “Acara tersebut sangat membantu bagi orang-orang yang akan memulai kegiatan wirausaha.” Ungkap salah seorang peserta seminar.

Muhamad Rozali selaku Pendiri Retorika mengungkapkan Retorika sebagai Komunitas Public Speaking akan terus bekerjasama dengan pihak lain, untuk terus meningkatkan Skill dan Performance anggota-anggota Retorika dan juga sebagai salah satu kontribusi dengan pihak lain.

“Retorika akan terus berupaya meningkatkan kemampuan anggota-anggota Retorika dalam public speaking, oleh karena itu kita selalu menyambut dengan baik ketika ada pihak lain yang ingin bekerjasama dengan Retorika.” Papar Rozali. (ubi-kumis)

Rabu, 23 Januari 2013

Posted by ubi_xumis On 14.48.00 No comments

Rabu, 08 Agustus 2012

NGABREK ngabuburit bareng Komunitas

Posted by ubi_xumis On 15.09.00 No comments

Minggu, 01 April 2012

contoh proposal

Posted by ubi_xumis On 21.09.00 No comments




-->


PROPOSAL PROGRAM KERJA CUSTOMER RELATIONS


IAIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG






DALAM RANGKA MEMBANGUN CITRA POSITIF



































Jl. AH. Nasution 105 Cibiru Bandung - 40614


Tel: +62 (22) 7800525


Fax: +62 (22) 7800525












PROPOSAL PROGRAM KERJA


DALAM RANGKA MEMBANGUN CITRA POSITIF










I. PENDAHULUAN






I.1 LATAR BELAKANG






IAIN Sunan Gunung Djati Bandung sedang mengalami masa-masa sulit dimana, kita telah mengetahuinya secara jelas, saat ini masyarakat telah memandang IAIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai Institut yang buruk di mata mereka, oleh karena itu Bagian Humas IAIN Sunan Gunung Djati Bandung membangun sebuah program kerja yang dengan Tema : IAIN Sahabat Masyarakat


I.2 MAKSUD DAN TUJUAN






I.2.1 Maksud






Adapun maksud dia dakannya kegiatan Program kerja ini sebagai pembuktian kepada masyarakat luas bahwa IAIN yang mereka kenal saat ini adalah IAIN yang sangat baik, karena tidak semua mahasiswa dan dosen IAIN bertindak seperti apa yang jadi opini publik, misalnya mahiswanya malas, cenderung hedonis, itu hanya sebagian saja.


I.2.2 Tujuan Kegiatan






Adapun tujuan diadakannya acara ini.


a. Membangun citra positif IAIN di mata Masyarakat


b. Membangun kembali kepercayaan dan loyalitas masyarakat Islam terhadap Iain Sunan Gunung Djati Bandung


c. Mempererat Tali Sillaturrahim di masyarakat ekstenal IAIN










I.3 DASAR KEGIATAN






Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan.


1. Petunjuk dan arahan bapak Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung mengenai arahan untuk membangun citra positif


2. Realitas kebanyakan masyarakat yang telah menganggap IAIN Sunan Gunung Djati “kotor”










II. ISI PROPOSAL






II.1 TEMA KEGIATAN PROGRAM KERJA


Program Kerja yang membangun kembali citra Positif IAIN Sunan Gunung Djati Bandung di mata Masyarakat eksternal.






II.2 LANGKAH-LANGKAH PROGRAM KERJA






1. Meningkatkan mutu para staf Dosen


2. Mengeluarkan dosen dan karyawan yang bermoral buruk


3. Mengeluarkan mahasiswa yang terbukti mengikuti paham aliran keras


4. Membangun kembali hubungan baik dengan para media, baik media cetak maupun media elektronik


5. Rektor turun langsung dalam menyelesaikan masalah tersebut


6. Membuat acara yang sangat erat dengan ke-Islaman semisal :


a. Kajian Rutin Islam


b. Seminar nasional bahkan Internasional










II.3 PELAKSANA


Seluruh Civitas Akademika IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, di bawah arahan Rektor dan bagian Humas.






































































II.4 SUSUNAN KEPELAKSANAAN






Pelindung : Tuhan Yang Maha Esa






Penasehat : RektorIAIN Sunan Gunung Djati Bandung






Penanggung Jawab : Bagian Humas


Pelaksana


Seluruh Civitas Akademika IAIN Sunan Gunung Djati Bandung














II.5 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN






Jadwal rinci pelaksanaan kegiatan akan ditetapkan dan diumumkan kemudian.










































































































III. ESTIMASI BIAYA






III.1 PENGELUARAN






Jumlah Rinci Kegiatan akan di tetapkan dan umumkan kemudian






III.2 SUMBER DANA






Riancian Sumber Dana Akan di tetapkan dan di umumkan kemudian.










































































































































IV. PENUTUP






Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Semoga acara ini Langkah-langkah agar citra positif IAIN Sunan Gunung Djati Bandung kembali menjadi positif di mata Masyarakat


Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.






Wassalamualaikum Wr. Wb.










































































LEMBAR PENGESAHAN














Bagian Humas Sekretaris














Rizal Hasrul Sindhu Kurnia Irawan












Menyetujui


Rektor IAIN Sunan Gunung Djati Bandung






Jumat, 23 Maret 2012

english version

Posted by ubi_xumis On 15.45.00 No comments

The article was very interesting when you first read by me, I could not agree at all if in the end social media and technology is so developed that it has positive and negative impacts.When people began to be affected by what we call the technology, people will begin to busy themselves with the world, I very often see some of my friends who use a Blackberry Smartphone, which at the time of activity, such as lectures for example my friend is actually absorbed in the fuel-an , browsing, facebookan, etc., and it was a class in progress. Technology from what I saw on the course very disturbing bias in katakana or worse if someone is addicted, or avid technology. People who use a smartphone from what I observe, in a day he will be more active in cyberspace, rather than in the real world, the ratio 65% -35%.With samartphone people will tend to be more active use features caanggih daipada smartphone directly interact with the surrounding community, with blackberry for example, people will be more fun to interact with the fuel when the fuel's friend was there in one room! They consider it an easy thing to adah the proud, and why bother when there are things more easily, it might be a picture that simply DO.Things like that might be why the technological world to be back in the end "handcuff" the real world, whereas direct interaction is a very all must be done by humans as social beings, whereas the direct interaction we as a people will understand what the real meaning of communication itself, with direct communication what is not in direct communication does not feel when there will be a "feel" different.I myself as a person who does not use a Smartphone, but using ordinary mobile phones with internet features, it is sometimes still prefer to do activities such as facebookan, but still within normal levels in my opinion.While people with a smartphone, after I asked directly to them, why they were more "attention" BB them, it turns out there's a reason that is because the internet is saying that the package is not in use, and they said if BB is not in fact use its battery will tend to run out quickly.Things like that did seem simple but the technology's influence is very bias we feel today.

PANTAI PANJANG, California - Memeriksa email selama pertemuan. Belanja pada smartphone Anda di tengah kelas. Texting pada saat pemakaman. Ini adalah beberapa contoh yang profesor MIT Sherry Turkle ditawarkan selama TEDTalk nya pada hari Kamis, di mana ia berpendapat bahwa "teknologi mengajak kita menempatkan kita tidak ingin pergi."

Turkle, seorang psikolog yang memimpin Inisiatif MIT di Teknologi dan Self, percaya bahwa sementara komunikasi yang konstan dan sosial keterlibatan media tersebut membuat kita lebih terhubung, itu datang pada pengorbanan percakapan nyata.

Dan ia berpikir bahwa akan ada beberapa konsekuensi serius bagi hubungan kita, diri kita persepsi dan emosi kita.

Salah satu isu utama, katanya, adalah bahwa ketika kita teks, email atau posting ke situs jaringan sosial, kami dapat memproyeksikan diri kita seperti yang kita ingin dilihat. "Kita bisa mengedit, kita bisa menghapus, dan itu berarti kita sampai retouch."

Terbalik, Turkle mencatat bahwa percakapan tatap muka "berlangsung secara real time dan Anda tidak dapat mengontrol apa yang akan Anda katakan."

Lebih lanjut, dengan telepon kami di pembuangan konstan kami, Turkle mengatakan kita hanya memperhatikan hal-hal yang kita ingin perhatikan. Dan itu membuat kita semakin terputus dari teman, keluarga dan rekan kerja kita cukup putar ke perangkat kita ketika percakapan ada kepentingan lagi kita.

Hal ini menciptakan situasi yang membuat kita Turkle mengatakan, Dalam jangka panjang "mengharapkan lebih dari teknologi dan kurang dari satu sama lain.", Dia berpikir teknologi pada akhirnya menuju ke menciptakan sebuah program Siri-seperti yang dapat menawarkan "persahabatan tanpa tuntutan persahabatan . "

Ada tentu banyak data yang mendukung argumen Turkle itu. Survei menunjukkan bahwa kita semakin texting dan jaringan sosial selama waktu makan atau di kamar tidur telah menjadi biasa.

Tapi apa yang harus dilakukan tentang hal itu? Turkle tidak menyerukan untuk kembali ke zaman kegelapan pra-smartphone hidup. Sebaliknya, dia mengatakan sudah waktunya bagi kita untuk memiliki hubungan yang lebih sadar diri dengan teknologi. Dan pada gilirannya, kita harus melakukan hal-hal seperti membuat tempat-tempat suci di rumah dan di tempat kerja di mana kita meninggalkan perangkat keluar.

Pernyataan Turkle yang menarik sebuah standing ovation tegas dari kerumunan TED. Tapi kami ingin tahu apa pendapat Anda: Apakah teknologi mengancam kualitas hubungan dan pengembangan pribadi, atau kekhawatiran seperti persepsi yang berlebihan dari generasi yang tidak tumbuh dengan digital? Marilah kita tahu di komentar.


Site search